TUGAS SOFSKIL BAHASA INDONESIA
NAMA : TUMPAK
NAIBAHO
NPM :
27211198
KELAS : 3EB06
PENGERTIAN KARYA ILMIAH
“Karangan ilmiah merupakan suatu
karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah,
antara lain :
·
Memberi
penjelasan
·
Memberi
komentar atau penilaian
·
Memberi
saran
·
Menyampaikan
sanggahan
·
Membuktikan
hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya
dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk
ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat
metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah,
antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa
fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis
secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis
tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang
disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar
tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya
tulis non ilmiah.
BENTUK KARYA ILMIAH
Dalam karya ilmiah dikenal antara
lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang
dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk
penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk
seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok
makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/
Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya
ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi
persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang
biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk
jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang
tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk
dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus
sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
CIRI – CIRI KARYA ILMIAH
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian
inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang
dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi
sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah
adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal,
dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang
pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat
yang efektif dengan struktur yang baku.
MACAM – MACAM KARYA ILMIAH
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah)
mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi
ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung
data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung,
observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan.
Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan
material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari
hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan,
analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan
pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan
dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu
proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi
akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan.
Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.
SIFAT KARYA ILMIAH
Berbeda dengan tulisan fiksi (novel,
puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi
syarat.Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lugas
dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya
mempunyai satu arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak mebuaat
tafsiran (interprestasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan
(definisi) oprasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabe.
2. Logis
Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
3. Efektif
Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
4. Efisien
Maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
Maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
5. Ditulis dengan
bahasa Indonesia yang baku.
PENGERTIAN
SEMI ILMIAH
Ø
Merupakan
karangan yang menyajikan fakta dan fiksi.
Ø
Metode
penulisan tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya pula mengikuti metode
ilmiah
Ø
Berbeda
dengan karangan ilmiah dan non ilmiah. Yang membedakan diantara ketiganya
adalah dalam segi karakteristik, pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan.
Ø
Bahasa
yang digunakan formal, bahasa yang konkret, kata-katanya teknis dan didukung
dengan fakta umum yang juga dapat dibuktikan kebenarannya.
Ø
Sering
disebut karangan ilmiah popular.
Ø
Lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah khusus.
Ø
Tidak
selalu memiliki pendahuluan seperti karangan ilmiah.
MACAM-MACAM
KARANGAN SEMI ILMIAH
ü Artikel : karangan faktual secara
lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui
koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang
dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
ü Editorial : Merupakan tajuk
rencana yaitu opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai
institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversional
yang berkembang di masyarakat
ü Opini : Pendapat, ide, gagasan
atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap
perspektif dan ideology akan tetapi bersifat tidak objektif.
ü Reportase : Kegiatan meliput,
mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsure berita, dari berbagai sumber
atau narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita atau produk
jadi.
CIRI-CIRI
KARANGAN SEMI ILMIAH
v
Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
v
Fakta
yang disimpulkan subyektif
v
Gaya bahasa
formal dan popular
v
Mementingkan
diri penulis
v
Melebihkan-lebihkan
sesuatu
v
Usulan-usulan
bersifat argumentatif, dan
v
Bersifat
persuasive
PENGERTIAN KARYA NON-ILMIAH
Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
CIRI
– CIRI KARYA NON- ILMIAH
ü ditulis berdasarkan fakta pribadi,
ü fakta yang disimpulkan subyektif,
ü gaya bahasa konotatif dan populer,
ü tidak memuat hipotesis,
ü penyajian dibarengi dengan sejarah,
ü bersifat imajinatif
ü situasi didramatisir,
ü bersifat persuasive
ü tanpa dukungan bukti
MACAM
– MACAM KARYA NON- ILMIAH
ü Dongeng
ü Cerpen
ü Novel
ü Drama
ü Roman.
SIFAT
KARYA NON-ILMIAH
1.
emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
2.
persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3.
deskriptif:
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.
jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1.
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian
(faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri.
2.
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi
3.
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmia
4.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli
bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya nonilmiah sangat bervariasi
topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif.
Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer,
walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
CONTOH
KARYA ILMIAH TENTANG KELAPA SAWIT
BAB 1
PENDAHULUAN
v Latar Belakang
Di Indonesia, tanaman
kelapa sawit banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik
pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit.
Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di
Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak orang-orang yang
mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan
hasil panen harus berlaku profesional.
v Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
o Sebagai
bahan kajian siswa mengenai panen dan penanganan pasca panen pada tanaman
kelapa sawit.
o Sebagai
cara untuk mempelajari berbagai cara panen dan penanganan pasca panen pada
tanaman kelapa sawit.
o Sebagai
syarat untuk melaksanakan tugas individu dari guru pembimbing.
v Rumusan Masalah
ü Apa itu Kelapa Sawit ?
ü Bagaimana
karakteristik dari Kelapa Sawit ?
ü Bagaimana sejarah
penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?
ü Bagaimana cara
pemasaran Kelapa Sawit ?
ü Apa saja kandungan
yang terdapat dalam Kelapa Sawit ?
ü Apa saja manfaat
Kelapa Sawit ?
ü Bagaimana cara
pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?
ü Apa sajakah hasil
olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?
BAB 2
PEMBAHASAN
v Pengertian Kelapa
Sawit
Kelapa sawit (Elaeis)
adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri,
maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit.
v Karakteristik Kelapa
Sawit
1. Daun- daunnya
merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit
lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan
duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya termasuk majemuk
menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2. Batang -batang tanaman
diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman
kelapa.
3. Akar-akar serabut
tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat
beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan
tambahan aerasi.
4. Bunga-bunga jantan dan
betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang
terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang
sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan
tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang
menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai
tetua jantan
5. Buah-buah sawit
mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang
digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Kandungan
minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang,
kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan
rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan
20%persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp
sekitar 34 - 40 persen.
Buah terdiri dari tiga
lapisan:
a.
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b.
Mesoskarp, serabut buah
c.
Endoskarp, cangkang pelindung inti
v Sejarah Perkembangan
Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat
melakukan perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan
penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan.
Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai
tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui
sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa
perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920
sudah puluhan perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi
tanaman kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang
mengakibatkan kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu
menyebabkan pabrik-pabrik pengolahan tidak lagi berproduksi.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk
tanaman kelapa sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit
dilaksanakan dengan jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta
kelapa sawit sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas
areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat.
v Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat
menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat maju pesat. Industri pengolahan
kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrik dengan
kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tersebar hampir di seluruh
provinsi di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa sawit pada perkebunan besar negara
dilakukan secara bersama melalui kantor pemasaran yang sudah ditunjuk bersama,
sedangkan untuk perkebunan besar swasta, pemasaran dilakukan oleh masing-masing
perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar, baik negara maupun swasta menjual
produk kelapa sawit dalam bentuk olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan
minyak inti sawit (PKO). Penjualan langsung kepada eksportir ataupun ke
pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat yang hasil
produksinya terbatas, penjualan sulit dilakukan apabila ingin menjualnya
langsung ke industri pengolah. Oleh karena itu, petani harus menjualnya melalui
pedagang tingkat desa atau melalui KUD, kemudian berlanjut ke pedagang besar
hingga ke industri pengolah. Penjangnya rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat
ini menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh para petani relatif kecil.
v Kandungan yang
Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penting, di samping
kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, dan sebagainya. Komoditas
kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan. Minyak kelapa
sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia,
seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak
jenuh dalam proses selanjutnya akan menghasilkan fraksi olein, stearin, dan
fatty acid. Olein dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, stearin digunakan
untuk pembuatan mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat
digunakan sebagai bahan dasar oleokimia.
v Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang
sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit
dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan
gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai
bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan
minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan
dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a. Menjadi sumber minyak
nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
b. Dibanding minyak
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
c. Dibanding minyak
nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik
pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
d. Kandungan gizi minyak
kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
v Cara Pembudidayaan
Kelapa Sawit
Ø Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit
memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan
dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu,
faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor
genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
Ø Iklim
· Curah
Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik,
dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000
mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal
untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di
atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan
laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan
rendah.
Ø Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5
jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena
berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah
hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
Ø Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa
sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan
terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh.
Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
Ø Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal
bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu
dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah
latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut
tipis.
Kesesuaian
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu
sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
Ø Sifat Fisis Tanah
kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit
miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan
tanah.
Tanah
yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara
yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah
tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang
tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang
relatif sulit.
Ø Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan
pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai
pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut
mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan
organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
v Cara Pemeliharaan
Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam
usaha budidaya tanaman karena menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan
tanaman. Perawatan tidak hanya ditujukan pada tanamannya, tetapi juga pada
media tanah pada lahan pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit
meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian
gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
v Hasil Olahan dari
Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang
sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit
dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan
gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai
bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan
minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki
keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut
antara lain:
1. Menjadi sumber minyak
nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
2. Dibanding minyak
lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi
3. Dibanding minyak
nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik
pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
4. Kandungan gizi minyak
kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
BAB 3
PENUTUP
v Kesimpulan
Dari Karya Ilmiah yang telah dibuat dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
a. Tanaman kelapa sawit
merupakan tanaman yang dibudidayakan yang memerlukan kondisi lingkungan yang
baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal.
b. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan
tanah.
c. Cara pemeliharan
tanaman Kelapa Sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman
sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
d. Hasil Olahan
yang dihasilkan oleh kelapa sawit, diantaranya adalah industri pangan, industri
kosmetik, dan farmasi.
v Saran
Kita hendaknya memelihara dan memanfaatkan
Kelapa Sawit dengan baik, karena apabila kelapa sawit diolah dengan
tepat, maka akan membuat keutungan yang cukup besar bagi negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar